Cari Blog Ini

Rabu, 22 September 2010

Perjuangan Bisnis Anak-anak Binaan.

SOLO. Ramadhan yang telah berlalu menyisakan cerita kemandirian dan indahnya bisa menolong sesama bagi Amin, Hendra, Adi, Ahmad Samsudin, dan Ahmad Bashoir yang merupakan anak-anak binaan Rumah Zakat Cabang Solo. Di tengah aktivitas sekolah dan PKL, lima sekawan pemenang Business Chalenge Kemah Juara 2010 Jateng-DIY ini melatih kemandiriannya dengan belajar berbisnis.

Hal ini berawal dari keprihatinan mereka terhadap Fikky Putri Amalia, salah satu anak binaan Rumah Zakat Cabang Solo yang menderita kelainan jantung. Putri yang telah yatim dan berasal dari keluarga yang kurang mampu, terpaksa menunda operasi jantungnya karena keterbatasan biaya. Berbekal semangat yang diakomodir oleh Rumah Zakat dan dukunga dari Agung Supriyadi, salah satu mentor Solo, mereka pun mencoba menggalang dana dengan berbisnis. “Kita latih mereka untuk belajar mandiri dengan berwirausaha. Ini juga follow up dari keberhasilan mereka saat Kemah Juara 2010,” ujar Agung.

Awal Agustus, mereka memulai dengan berbisnis jagung bakar di wilayah kampus UNS pada malam hari. “Pagi tetap sekolah, sore ada yang sebagian mengajar TPA, yang lain termasuk saya mempersiapkan jualan, malamnya kita bersama-sama jualan jagung bakar,” ujar Ahmad Bashoir mewakili teman-temannya. Dua minggu berjalan, omset jagung bakar mereka menurun, “Meski kurang laku, mereka tetap senang karena bisa dimakan bareng-bareng,” ujar Agung.

Tak mau menyerah, mereka berjualan buku, parfum non-alkohol, kopiah, kanebo lap pembersih dan beberapa obat herbal. Dengan komoditas ini, diharapkan kerugian mereka bisa dicegah karena barang yang dijual tidak akan basi. Dalam satu bulan, mereka berhasil meraih keuntungan sebesar Rp439.300 dan sepenuhnya diserahkan untuk Putri sebagai bentuk kepedulian dan kasih sayang mereka kepada sesama anak binaan Rumah Zakat. “Saya juga sadar bahwa perjuangan orang tua untuk membesarkan kita sampai di sini sangatlah sulit. Terima kasih atas pelajaran dan pengalaman di bulan Ramadhan yang berkesan ini,” ujar Adi.***


Newsroom/Muhammad Zahron
Solo

http://www.rumahzakat.org/detail.php?id=7234&kd=B

Jumat, 03 September 2010

ARIN: BESOK MAU KUCERITAKAN KE IBU

JEMBER. Seorang anak yatim yang biasa dipanggil Arin terlihat begitu bahagia ketika menerima bingkisan Kado Lebaran Yatim (KLY), Rabu (1/9). Di Jl. Sriwijaya III, Kel. Karangrejo, Ramdhan Sukardi yang mewakili Rumah Zakat Cabang Jember menyerahkan KLY kepada anak 11 tahun ini.


"Terima kasih ya kak, Arin sangat senang menerima bingkisan ini, besok mau kuceritakan ke ibu, rencananya besok ibu pulang," ujar Arin yang ternyata harus tinggal sendiri di rumah sederhananya.

Sang ibu sebagai tulang punggung satu-satunya bagi keluarga tengah bekerja di Surabaya, sementara ayahnya meninggal semenjak Arin masih kecil. “Dik Arin, semoga bingkisan kecil ini bisa bermanfaat buat berlebaran dengan ibu nanti,” ujar Ramdan.***

Newsroom/Kukuh Ahmad Prasetiyo
Jember

http://www.rumahzakat.org/detail.php?id=7162&kd=B

Rabu, 01 September 2010

YOGYAKARTA. Sedikitnya 100 buah Al-Qur’an telah tersalurkan di mesjid-mesjid seluruh DIY, yaitu di Kab. Bantul, Sleman, Kulon Progo dan Gunung Kidul,

YOGYAKARTA. Sedikitnya 100 buah Al-Qur’an telah tersalurkan di mesjid-mesjid seluruh DIY, yaitu di Kab. Bantul, Sleman, Kulon Progo dan Gunung Kidul, serta di Kotamadya Yogyakarta sendiri. Mesjid yang paling banyak menerima Syiar Qur’an adalah di sekitar Kabupaten Gunung Kidul , sekitar 40 buah Al-Qur’an yang tersebar di 18 titik, baik di bahkan ke musholla maupun pondok pesantren. Acara penyerahan sendiri dilaksanakan di Mesjid Mujahidin, tepatnya di Kel. Muja-muju, Kec. Umbulharjo, Yogyakarta, Sabtu (28/08) pagi.

Pada kesempatan kali ini, masing-masing perwakilan dari berbagai mesjid menyampaikan tentang profil serta kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan di mesjidnya. Selain itu, Rumah Zakat yang diwakili oleh Didik Agus Setyawan pun menyampaikan profil Rumah Zakat serta program-programnya. Walau jarak menuju Mesjid Mujahidin ini cukup jauh, peserta dari Kulon Progo, Bantul, Sleman dan Gunung Kidul tetap semangat di acara tersebut.

“Daerah Kami terpencil Pak, jauh dari keramaian kota, lagi pula sarana dan pra-saran yang ada di Mesjid Kami belum memadai, apalagi untuk al-Qur’an, mesjid kami masih sangat kekurangan”. Ujar salah seorang peserta dari Gunung Kidul. “Terima Kasih Rumah Zakat, semoga ini berguna bagi mesjid kami,” tambah Kuwadi, salah seorang pengurus mesjid Baitussalam, Sleman.***


Newsroom/Zaenal Abidin
Yogyakarta

http://www.rumahzakat.org/detail.php?id=7147&kd=B